Jumat, 18 Maret 2011

Resensi Novel "Ways To Live Forever"



DATA BUKU


vJudul buku          : Ways to Live Forever
( Setelah Aku Pergi )
vPengarang           : Sally Nicholls
vPenerjemah         : Tanti Lesmana
vEditor                 : Satya Utama Jadi
vPenerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
vTahun terbit        : Tahun 2008 (cetakan ke-2)
vTebal buku         : 216 halaman
vHarga buku        : Rp. 42.000

 
WAYS TO LIVE FOREVER
Setelah Aku Pergi

Mengidap Leukimia adalah berita paling buruk jika kita mengalaminya. Apalagi jika harus membayangkan hidup yang tinggal menghitung hari dan menjalani hari-hari yang menyesakkan. Namun Sam McQueen yang menuliskan kisah di bukunya yang berjudul Ways to Live Forever (Setelah aku pergi), berusaha untuk menghadapi segala kemungkinan dalam hidupnya dengan tabah dan menuangkannya pada sebuah buku. Terasa sedih dan pahit, namun juga terasa ketabahan yang patut di acungi jempol untuk anak sekecil Sam yang baru berumur sebelas tahun.
Kisah dibuka dengan Sam memperkenalkan diri, Sam yang baru berumur sebelas tahun. Ia sangat menyukai fakta-fakta. Ia penasaran tentang hantu dan UFO, film horor dan ilmuwan, balon Zeppelin dan kematian. Sam tengah mengidap Leukimia Lymphoblastic akut,* karena itu, dia ingin mengetahui fakta-fakta tentang kematian. Sam membutuhkan jawaban atas pertannyaan-pertanyaan yang enggan dijawab orang-orang. Di sela-sela kesakitanya, Sam menuliskan hal-hal yang ingin dilakukannya:
1.    Menjadi ilmuwan terkenal. Menemukan ini-itu dan menulis buku-buku tentang semuanya
2.    Memecahkan rekor dunia. Yang jelas, bukan rekor atletik. Rekor untuk sesuatu yang konyol.
3.    Menonton semua film horor yang tidak boleh kutonton. Film-film berlabel 15 tahun keatas. Atau 18 tahun keatas.
4.    Naik eskalator untuk turun dan turun eskalator untuk naik.
5.    Melihat hantu.
6.    Menjadi Remaja. Melakukan kegiatan-kegiatan remaja, misalnya minum-minum, merokok dan punya pacar.
7.    Naik balon Zeppelin
8.     Naik pesawat luar angkasa dan melihat Bumi dari luar angkasa.
Bersama temannya Felix, ia mencari jawaban atas pertanyaan-pertannyaan itu. Mereka bersama-sama melewati sisa hidupnya sebelum akhirnya mereka akan mati. Felix adalah teman Sam yang sama-sama menderita leukimia. Sam mengenalnya saat ia dirawat di rumah sakit.
Namun Takdir berkata lain, belum semua fakta-fakta tersebut mereka ungkap, Felix sahabat Sam yang sama-sama menderita leukemia meninggal. Dan setelah Felix meninggal semuanya berubah. Perlahan-lahan kesehatan Sam mulai memburuk, tapi ia tetap bertahan untuk mewujudkan semua impiannya bersama Felix yang sempat tertunda. Salah satunya yaitu naik balon Zeppelin. Dan masih banyak lagi, keinginan bocah yang masih polos dan penuh fantasi ini. Barangkali yang sudah kesampaian sekarang adalah melihat bumi dari luar angkasa.
Sam yang tengah mengidap Leukimia Lymphoblastic akut,* hingga akhirnya dia menulis kalimat menyentuh; Saat kalian membaca buku ini, kemungkinan aku sudah pergi, sulit di bayangkan bagaimana menderitanya anak sekecil Sam menderita Leukimia, yakni sejenis kanker yang menyerang sel-sel darah manusia.
Di akhir tulisannya masih saja dia bisa bercanda dengan menuliskan pendapatnya bahwa upacara pemakaman seharusnya dibuat asik. Para pelayat jangan memakai pakaian hitam. Kalian semua mesti menceritakan kisah-kisah lucu tentang aku, jangan yang sedih-sedih. Terlihat jelas bahwa dalam menghadapi hidupnya, Sam tidak pernah mengeluhkan sakitnya, hingga akhir hayatnya. Jika yang sakit parah seperti Sam saja sanggup menghadapi dan mensyukuri hidup, kenapa ya banyak orang yang sehat kurang bisa bersyukur? Buku Sam ini seoalah mengajak kita belajar dari ketabahan Sam dalam menghadapi kematianya.
Catatan kisahnya ini ditulis ulang oleh Sally Nicholls yang menuliskannya saat kuliah di jurusan Filsafat dan Sastra. Sally Nicholls lahir di Stockton. Setelah lulus dari jurusan filsafat dan Sastra, Sally melanjutkan mengambil gelar Ma dalam bidang “Writing For Young People” di Bath Spa University, tempat dia memenangkan hadiah sebagai penulis paling potensial. Sally menulis “WAYS TO LIVE FOREVER” ketika berumur dua puluh tiga tahun. Sekarang dia bermukim di London dan sedang menulis novel keduanya.

0 komentar:

Posting Komentar